Catatan Harian Kakakku

Hari ini, sudah hampir 2 semester aku tinggal dirumah sendirian seperti anak kost. Gak ada orang dirumah, bapak ibu dan kakak hanya tersenyum abadi di figura yang aku pajang di dinding. Tak jarang cicak pun sampai terpeleset dari dinding yang sama karena kege'eran aku pelototi.

Hari ini, bangun jam 6 kebablasan tidur setelah sahur sendiri dirumah dengan lauk seadanya, mie rebus, nasi buka puasa kemarin sore dan beberapa biji kurma. Sengaja nyobain sahur sendiri, bangun sendiri dan masak sendiri. hari-hari sebelumnya aku selalu tidur dan sahur dirumah kakak ipar, supaya ada yang bangunin sahur, tapi tidak enak juga terus merepotkan kakak.

Hari minggu, dengan ini aku resmikan sebagai "hari mbabu sedunia", setidaknya buat aku, karena hanya dihari minggu aku bisa meluangkan waktu membersihkan rumah, menyapu halaman dan muka kucel dari debu jalan, sarang laba-laba yang ngontrak di langit-langit, motong "tetean" pagar tanaman pakai sabit, ada juga satu pleton semut yang siap siaga berbaris mengincar cadangan gula.

Aku buka kamar kakaku yang sudah lama tidak dihuni, sekitar setengah tahun lebih mangkrak ditinggal pindah kerumah suaminya. Kasur tergulung begitu saja dan meja rias berdebu dipojokan. Aku ambil sapu dan kemoceng untuk membersihkan, gak sengaja menemukan buku catatan yang sepertinya sudah ada sejak SMA dulu.

Buku itu adalah catatan harian kakakku, "diary" adalah istilah keren jaman sekarang, menjadi tempat dia curhat dan menyalurkan uneg-unegnya. Rasa penasaran ternyata lebih dominan ketimbang etika dan kesopanan (maafkeun kak), aku buka sampulnya, mengeja tiap kata, merangkai tiap kalimat, paragraf dan alinea ditiap halamannya.

tugasku sekarang adalah meneruskan amanat orang tuaku,  
menjaga adikku , ia harus menjadi orang yang sukses 
dan  orang yang berbakti pada orang tuanya.

ditengah halaman dia menuliskan tentang aku dengan sebutan "adikku", dia jadi lebih sering menulis setelah bapak meninggal dan disusul ibu satu tahun setelahnya. waktu itu aku baru lulus SMA, kerja ditoko dan nyambi kuliah disebuah yayasan pendidikan, sedangkan kakaku bekerja disebuah pabrik garment.

kakakku juga menuliskan kalau dia seperti anak ayam yang kehilangan induknya, kesepian, butuh teman ngobrol, butuh dukungan, tempat mencari pegangan dan arah tujuan. Dan aku menjadi satu-satunya adik dari keluarga yang masih ada namun kurang ajar dan pelit memberikannya karena lebih asyik dengan hobi dan komunitas, sering meninggalkannya sendiri dirumah hingga larut malam, bahkan sampai tidak pulang.

Penyesalan dan rasa bersalah memang sudah takdirnya selalu muncul dibelakang setelah terjadi sebuah peristiwa.  Buku catatan ini telah menyadarkanku, dari penyesalan itu aku belajar untuk berbenah diri menjadi orang yang lebih baik, lebih sayang dengan keluarga, menyempatkan waktu bersama dan berbagi kehangatan yang dinamakan keluarga.

Istilah "tulisan itu abadi, lisan itu fana" memang benar adanya, dimana sebuah sejarah tentang kehidupan tercatat abadi dan akan selalu teringat dalam sebuah diary usang milik kakakku.


salam hangat untuk kakak dari adikmu
@slamsr
Gunakan Facebook Untuk memberi comment :

1 comment

Post a Comment

silakan menuliskan koment di blog saya
jangan lupa senyum yang manis dahulu.. salammm